Megawati, SBY, dan Jusuf Kalla, Siapa Menang?

Posted by Ndre | Friday, February 27, 2009
Add Post To: | Digg| Technorati| del.icio.us| Stumbleupon| Reddit| BlinkList| Furl| Spurl| Yahoo| Simpy|

Saya sama sekali belum tahu karna saya bukan dukun, toh kalopun saya dukun saya haruslah dukun yang sakti madraguna melebihi saktinya dukun-dukun yang lumayan sering muncul di TV-TV alias yang dekat dengan dunia selebritis itu lho. Karna Ki Djoko Bodo, Ki Gendeng Pamungkas, Ki Kusuma dan Ki Sanak serta Ki Bejo pun belum tahu siapa yang menang. Padahal mereka jelas-jelas berprofesi paranormal.

Megawati dan Jusuf Kalla sama-sama mempunyai mesin politik yang besar, Golkar dan PDIP adalah partai terbesar di Tanah Air Kita Tercinta ini. Sedang Demokrat adalah New Comer yang agresi-nya kinclong dan didukung oleh figure SBY yang sudah teruji aduhai di Pilpres 2004. Maka menurut saya semuanya mempunyai kesempatan yang sama, siapa saja bisa menang dan tentunya didukung dengan startegi yang jitu.

Megawati masih tetap dengan cara attacking. Tentu kita masih ingat statement terakhir beliau mengenai kinerja pemerintahan SBY yang beliau anggap seperti permainan Yoyo dan Tari Poco-Poco - maju selangkah mundur tiga langkah. Ah ada-ada saja Ibu yang satu ini, padahal jualan seperti itu sudah terbukti tidak payu (baca: laku) di Pilpres 2004.

Nampaknya beliau dendam sekali dengan mantan anak buahnya ini - SBY. Sebuah sikap yang kurang elegan dan sama sekali tidak menunjukan kedewasaan dalam berpolitik - berdemokrasi. Terlebih beliau adalah Ketua Umum dari partai pendukung reformasi - demokrasi. Wajar sajalah karna partai beliau kan partai oposisi yang mempunyai tanggung jawab untuk selalu mengontrol pemerintahan.

Tapi lebih wajar lagi dan lebih indah lagi jika beliau bisa bersikap layaknya seorang Madam Hillary Clinton yang mampu ikhlas dan legowo menerima kekalahan, kemudian membantu Barrack Obama yang notabenenya adalah mantan pesaingnya kala maju dlm persaingan memperebutkan posisi Presiden US. Toh niat kita sama-sama untuk kesejateraan rakyat. Beda jika orientasi kita untuk sebuah obsesi kekuasaan, gengsi, iri, dan dendam.

Manuver yang terakhir di lakukan beliau bersama partai-nya adalah dengan melakukan kontrak politik bagi semua caleg PDIP. Sebuah langkah yang positif tentunya, namun sangat disayangkan jika kontrak politik tsb hanyalah seremonial belaka dan politik pencitraan untuk mendongkrak suara beliau dan PDIP di Pemilu 2009. Mudah2an saja tidak.

Dan akhirnya Jusuf Kalla juga siap maju sebagai Capres 2009 setelah DPD-DPD dari Partai Beringin mendatanginya untuk meminta kesedian beliau maju sebagai Capres 2009. Menurut pendapat saya desakan DPD-DPD Partai Golkar ini adalah titik klimaks dari ketidak-harmonisan hubungan Demokrat dengan Golkar. Ditambah dengan Fenomena Mubarak. Padahal Demokrat membutuhkan partai Golkar untuk kestabilan dan keseimbangan posisi pemerintah di parlemen. Karena Demokrat tdk mungkin berkoalisi dengan PDIP. Dan yang lebih menarik lagi kabar-kabari tentang merapatnya PKS ke kubu Beringin.

Dari dua calon diatas SBY masih yang diunggulkan. Hal itu terlihat dari survey-survey yang dilakukan oleh LSM-LSM - entah survey pesanan atau memang survey yang mengedepankan netralitas dan independensi. Popularitas SBY masih unggul ketimbang pesaing2nya. Hal ini tidak lepas dari belanja Partai Demokrat yang jor-joran. Demokrat adalah partai dengan belanja iklan terbesar setelah Gerindra.

Figure SBY masih jaminan untuk maju sebagai Presiden RI. Orang awam bilang SBY: gagah, tinggi besar dan berwibawa. Sayangnya beliau masih terlalu lembut untuk memimpin negeri ini - yang punya beraneka ragam suku, budaya, dan bahasa plus problematika dari proses transisi menuju demokrasi. "Leadership isn't being nice, Leadership is being right and strong". Kita butuh sosok pemimpin yang 10 kali lebih ekstrem dari Ali Sadikin dan 5 kali lebih edan dari Vladimir Putin. Atau dengan kata lain kita butuh sosok pemimpin seperti mendiang Soeharto minus korupsi.

I Love Indonesia. Viva Indonesia. Republik Uye.
Artikel diatas ditulis dengan pemikiran sederhana saya ditemani lagu Republik Uye dari Cozy Republic.